Kamis, 26 Januari 2012

FRIENDSHIP & LOVE ☺


          Di bawah pohon yang besar dan teduh,  aku dan 2 orang temanku sedang mengobrol. Kami adalah siswi kelas 9, mungkin sekarang gantung. Siswi SMP sudah lulus, jadi siswi SMA juga belum. “Lega banget yaaaa ujian semua udah beres. Surat surat semua beres. Tinggal nunggu pendaftaran SMA Negeri buka nih” kataku “Iya nih. Alhamdulillah juga nilai kita ga jelek jelek banget ya. Semoga di salah satu sekolah inceran ague, gue bisa lolos. AMIN!” kata Chiara “Emang lo mau masuk mana Chi?” tanya Melody “Sama kayak lo lah. SMA 1, SMA 6, sama SMA 3 hahaha” jawab Chiara “Kalo lo Chelle?” tanya Melody, “Sama kayak kalian. Emang itu sekolah inceran gue dari dulu sih” jawabku.Kami bertiga memang memiliki incaran sekolah yang sama. Kami bersama sama sejak awal masuk SMP ini dan selama 3 tahun ini kami selalu sekelas. Jadi kami sangat dekat dan akhirnya menjadi sahabat. Satu bulan lebih kami libur. Akhirnya pendaftaran sekolah sudah dibuka. Kami bertiga langsung membuka website milik pemerintah untuk melihat statistic nilai yang ada hari ini.
Hari pertama, kami rasa nilai kami masih aman jika kami sudah mendaftar. Kami melakukan strategi ini agar tidak terlempar 2 atau 3 hari lagi. Hari kedua, masih aman. Dan hari ketiga, kami memutuskan untuk mendaftar ke SMA yang kami tuju. Sampai di sekolah yang kami tuju, sudah tidak begitu ramai seperti hari pertama. Kami mendaftar dengan di dampingi orangtua kami. Kami mengisi formulir dan mengikuti prosedur yang di tetapkan. Tidak lupa juga untuk membawa semua persyaratannya. Setelah selesai, kami pulang. Kami juga memantau dari rumah yang kebetulan dilengkapi fasilitas internet. Aku melihat namaku dan teman temanku. Masih dalam posisi aman. Sebenarnya aku masih tidak tenang. Tapi aku coba rileks dan tidur.

          Keesokan harinya, hari terakhir pendaftaran dan input nama ke website resmi milik pemerintah itu. Aku menunggu hingga batas akhir input nama dan nilai selesai semua. Aku panik, tegang, deg-degan, semua perasaan itu campur aduk. Pukul 23.00 aku kembali membuka situs website itu. Dengan mengucap bismillah, aku klik nama SMA tujuanku. Dan ternyata aku lolos! Alhamdulillah.. teman temanku juga lolos. Mereka meneleponku saat itu juga. Senang sekali rasanya dan malam ini aku bisa tidur nyenyak.
Keesokan harinya aku dan teman temanku mendaftar ulang di sekolah kami yang baru, walaupun belum resmi. Kami juga diberikan pengarahan untuk Masa Orientasi Sekolah (MOS), alat alat apa saja yang dibawa dan apa saja yang harus kami kenakan. Hari ini tiba. Hari Masa Orientasi Sekolah. Aku masuk kelompok buah apel. Sedangkan Chiara masuk kelompok jeruk dan Melody masuk kelompok strawberry. Kami berangkat ke sekolah bersama sama. Tiap kelompok berbeda beda yang dibawa. Aku membawa balon dan sayur ngantuk (kangkung), Chiara membawa permen cium (kiss) dan ayam jelek (ayam goreng), dan Melody membawa susu lonjong bunyi klakson (ovaltine) dan buah sopan (mangga). Sampai depan kelas, kami berpisah. Aku masuk ke dalam kelas. Sepertinya seluruh bangku dikelas sudah terisi. Tinggal 2 bangku lagi yang tersisa. Aku duduk disana sendiri. Tidak mengenal siapapun, sekalipun teman SMP. 10 menit kemudian ada anak laki laki yang datang. Kakak Pembina kelas menegurnya dan dia langsung duduk disebelahku karena memang tidak ada bangku kosong yang lain. Sebelum mulai MOS, kami berbaris dilapangan. Ada pembukaan MOS yang diresmikan oleh Pembina OSIS. 30 menit kami berdiri. Akhirnya upacara selesai dan kami kembali ke kelas. Aku diam saja sepanjang kakak Pembina belum datang. Tiba tiba anak laki laki disebelahku terlihat panik.
“Aduh mampus gue” kata anak laki laki itu, “Kenapa?” tanyaku, “Gue ga bawa balon” jawabnya
“Loh kok bisa? Lo lupa?” tanyaku, “Iya gue lupa beli. Aduh gimana dong mati nih gue” kata dia
“Yaudah, pake aja balon gue dulu” ujarku, “Yakin lo? Balon lo kan cuma satu” tanya dia
“Iya yakin. Nanti gue sms orang rumah, minta beliin 1 lagi. Bilang aja lupa bawa terus dianterin. Beres kan” jawabku, “Thanks banget ya. Yaudah cepetan deh sms orang rumah biar cepet dianterin” katanya
“Iya sip” kataku, Kakak Pembina masuk ke dalam kelasku. Ada sekitar 5 orang. Mereka memperkenalkan dirinya satu persatu. Ada 2 kakak kelas yang paling mencolok. Sedengarku, dia bernama kak Rangga dan kak Rafael. Mereka sejak awal masuk, wajahnya sangat jutek, nyolot dan menyebalkan. Cara berbicaranya juga ketus. Awal awal masih seru. Sampai pada saat kakak Pembina meminta mengeluarkan apa saja yang sudah di perintahkan untuk dibawa. Untung Pak Endang, supirku, datang tepat waktu. Dia mengantarkan balon pesananku sebelum kakak Pembina menghampiri mejaku. Aku segera mengambilnya dan duduk dengan tenang. “Mana balon sama sayur ngantuknya?” tanya kak Rangga, “Ini kak” sambil membuka kotak makanku
“Kalo lo mana?” tanya kak Rangga ke anak laki laki yang duduk disebelahku
“Ini kak” kata dia, “Eh lo yang telat tadi kan? Maju lo ke depan. Raf, nih ada yang telat tadi. Maju lo sana” kata kak Rangga, “Sini lo! Baru hari pertama udah telat. Gimana kalo jadi siswa sekolah sini lo? Disini anaknya disiplin semua! Ga ada yang telat! Kalo lo masih kayak gini besok besok, mending cabut berkas lo dari sekolah ini. Cari sekolah yang ga punya aturan. Sama kayak lo!” bentak kak Rafael
“Ma..maaf kak. Tadi macet banget” kata anak laki laki itu., “Siapa nama lo?” tanya kak Rafael
“I…Ilham..Ilham kak..” jawab anak laki laki itu. “Tegak dong! Liat ke depan kalo ada yang ngajak ngomong! Jangan nunduk aja! Cupu banget lo jadi laki! Banci ya lo? Hahahaha” kata kak Rafael sambil diikuti tawa dari kakak kakak Pembina Anak laki laki yang bernama Ilham itu berdiri tegak, dan wajahnya diangkat sambil menatap wajah kak Rafael.

          “Perhatian juga buat semuanya. Disini kita adain MOS bukan cuma buat formalitas. Tapi juga buat ngelatih mental anak anak yang jadi calon siswa dan siswi SMA Negeri 1. Jadi maaf sebelumnya kalo kita galak atau apa. Tujuannya cuma satu, yaitu ngelatih mental lo semua biar ga mental tempe! Kalo otak, gue yakin semua anak yang masuk sekolah ini pinter pinter karena memang standar sekolah kita ini adalah Internasional. Ngerti ga?” jelas kak Reva “Ngeeeeerrrtiiii kaaaaaak” jawab anak anak sekelas
“Kurang kenceng! Ngerti ga?” tanya kak Reva , “NGEEEEERRRRTTTIIIIII KAAAAAAAK” jawab anak anak sekelas dengan kencang, “Lanjut Raf” kata kak Leon, “Tampang lo playboy nih. Cewek lo banyak ya?” tanya kak Rafael, “Engga kak. Saya ga punya pacar” jawab Ilham, “Boong aja lo. Chik, ambil cewek satu” kata kak Rafael, Kak Chika mengitari kelasku dan mencari cewek yang akan ditarik kedepan. Mulutku seperti orang berkomat kamit, semoga aku tidak ditarik ke depan. Beberapa menit kak Chika mutar mutar kelas, dia berhenti di sebelahku. “Ngapain lu komat kamit? Ada setan emang?” tanya kak Chika
“Hah? Engga kok kak” jawabku, “Takut disuruh maju ya? Hahaha. Raf, dapet nih” kata kak Chika
Aduh mati aku. Aku sudah takut disuruh maju ke depan, malah aku yang ditarik. Bagaimana ini.. Malu sekali aku. “Nah, ini ada bunga, lo tembak ni cewek” kata kak Rangga, “Tapi ini kan cuma daun doang kak. Bunganya ga ada” kata Ilham, “Mau pake bunga?” tanya kak Rangga, “Iya kak. Kan disuruh nembak pake bunga” jawab Ilham , “BELI SENDIRI!! Stupid. Ini kan nembak nembakan. Ga nembak beneran” bentak kak Rangga, “Nama lo siapa de?” tanya kak Rafael, “Michelle kak” jawabku
“Oke. Ilham, sekarang lo tembak Michelle. Harus pake kata kata paling romantis. Kalo belom romantis, lo sama Michelle ga boleh duduk” kata kak Rafael Dengan malu malu Ilham berjongkok seperti pangeran yang ingin menyatakan cinta. Aku malu sekali. Ingin cepat pulang rasanya. “Michelle, bokap lo musisi ya?” tanya Ilham, “Emang kenapa?” tanyaku balik, “Soalnya lo jago banget ngerangkai nada nada cinta di hati gue” kata Ilham , Kami disoraki satu kelas dan ditertawakan oleh kakak kakak Pembina. Aku langsung menerima bunga yang Ilham berikan dan berharap kami bisa segera kembali ke tempat duduk. Tapi kakak Pembina tidak mengizinkan kami duduk begitu saja. “Apaan tuh kayak gitu? NORAK tau ga. Kurang romantis! Lagi!” kata kak Leon Oh God, masih ada lagi? Tolong percepat semua ini  ya Tuhan. Semoga ini yang pertama dan terakhir aku dikerjai oleh kakak kelas yang menyebalkan ini. “Hah?! Lagi kak?” tanya Ilham kaget
“Iya! Kenapa? Mau ngebantah lo?” tanya kak Leon, “Ng…Ngga kak” jawab Ilham
“Ehm.. Michelle, lo bisa itung ga berapa banyak sel darah lo, berapa banyak udara yang udah lo hirup hari ini, dan berapa banyak air yang ada di samudera Pasifik?” tanya Ilham, “Engga lah. Ngapain gue itung. Banyak banget. Ga keitung juga. Kenapa emang?” tanyaku balik, “Sebanyak itu rasa cinta gue ke lo Chelle. Lo mau ga jadi pacar gue? Kalo lo mau, ambil bunga ini. Kalo ngga, lo buang aja” kata Ilham sambil memberikan bunga kepadaku, “Huuuuuwwww.. Terima. Terima. Terima!” teriak kakak kakak Pembina dan anak anak dikelas Ah aku malu sekali. Tapi aku terima saja. Biar cepat kembali ke tempat duduk.
“Iya” jawabku singkat sambil mengambil bunga yang diberikan Ilham. “Udah kan kak?” tanya Ilham
“Iya kak. Udahan dong” kataku, “Hahahaha. Bener bener maut rayuan lo, Ham! Yaudah lo berdua boleh balik ke tempat duduk lo. Tapi harus pegangan tangan ya” kata kak Rafael, “Hah? Pegangan tangan? Aduh kak malu saya. Males banget masa pegangan tangan sih” kataku, “Kan lo berdua udah jadian” kata kak Rafael ,“Kan pura pura doang kak” kata Ilham, “Yaudah pegangan tangannya juga pura pura hahaha” kata kak Reva
Terpaksa aku kembali ke tempat duduk sambil berpegangan tangan dengan Ilham. Anak anak sekelas semua bertepuk tangan. Ah sial sekali aku hari ini.

          Aku langsung melepaskan tanganku setelah sampai di tempat duduk. Aku dan Ilham langsung menggerutu. “Apa apaan sih itu orang. Pada gila kali” kata Ilham, “Iya ih. Stress tu orang. Maaf ya, Ham bikin malu” kataku, “Gapapa kali Chelle. Gue juga minta maaf ya. Sebenernya sih yang harus minta maaf kakak kelas itu” kata Ilham ,Permainan berlanjut. Banyak yang lucu juga walaupun tidak sedikit tingkah kakak kelas yang menyebalkan. Bel istirahat berbunyi. Aku langsung keluar kelas dan menemui teman temanku. Aku langsung curhat ke mereka. “Ih sumpah tadi ngeselin banget. Abis gue dipermaluin kakak kelas!” kataku
“Hahaha. Untung gue anteng aja. Yang dikerjain bukan gue. Ada tuh yang cupuuuuuu banget dikelas gue. Kesian banget. Melas gitu mukanya hahaha” kata Chiara, “Iya dikelas gue juga. Pada ngeselin sih kakak kelasnya. Tapi untung gue cuma dibentak dikit doang. Ngeselin banget yang namanya kak Reza sama kak Dicky. Issshhh” kata Melody , “Ah kalo dikelas gue yang paling annoying mah si kak Rangga sama Rafael. Yang satu pipinya kayak bakpau, yang satu kayak engkoh engkoh glodok” kataku
“Hahaha parah banget lo Chelle. Kalo dikelas gue ada sih yang ngeselin. Tapi ganteng banget. Namanya kak Bisma sama kak Morgan” kata Chiara, Aku, Chiara dan Melody makin asik bercerita. Tidak terasa bel masuk berbunyi dan makanan kami sudah habis. Kebetulan kami juga ditentukan tidak boleh membawa uang lebih dan kurang dari Rp 5.000,-. Harus habis dibelikan makanan yang harus kami makan sendiri, dan tidak boleh membawa makanan dari rumah kecuali apa yang disuruh dibawa oleh kakak kelas.
Setelah bel masuk, ternyata kami cuma masuk kelas selama 10 menit. Setelah itu pulang.
“Chelle, thanks ya buat balonnya. Thanks juga udah nemenin gue dikerjain abis abisan di depan kelas tadi.  Maaf ya bikin malu” kata Ilham, “Haha iya sama sama. Gue balik dulu yaaa” kataku

          “Eh, balon yang tadi berapa harganya? Nih gue ganti” kata Ilham sambil memberikan uang
“Gapapa sih Ham. Balon doang kok. Gue duluan yaa. Bye” kataku, “Bye. Thanks ya!” kata Ilham
Aku pulang bersama sama dengan Chiara dan Melody. Mengobrol dan langsung mencari bahan bahan apa saja yang harus kami bawa besok. Karena besok kami masuk pagi, dan tidak mungkin kami mencarinya di malam hari. Kami tidak langsung pulang ke rumah. Kami menuju ke supermarket terdekat, ingin mencari bahan bahan yang disuruh dibawa besok. Semua bahan didapat. Saatnya kami pulang dan beristirahat.
Keesokan paginya, seperti biasa aku berangkat bersama kedua sahabatku. Di depan pintu gerbang, kami bertemu dengan Ilham. “Hey” sapa Ilham, “Hey, Ham. Eh iya kenalin ini temen temen gue. Ini namanya Chiara, yang ini namanya Melody” kataku sambil memperkenalkan Ilham kepada teman temanku
“Hey, Ilham.. Ilham..” kata Ilham sambil bersalaman dengan kedua temanku, “Chiara” kata Chiara
“Me..Melody..” kata Melody, “Kok lo gugup gitu sih Dy?” tanyaku, “Eh gapapa kok. Udah yuk masuk udah jam berapa nih” kata Melody, “Yuk” kata Ilham,Aku, Ilham dan kedua sahabatku masuk ke kelas kami masing masing.  Aku mengobrol bersama Ilham. 15 menit kemudian, bel masuk berbunyi. Kakak kakak Pembina juga sudah masuk ke kelas. Sebelum memulai semuanya, kami dibiasakan berdoa terlebih dahulu.
“Assalamualaikum Wr.Wb. Hari ini, hari yang cerah. Dan saya harap kalian tidak ada yang berbuat aneh aneh” kata kak Leon , “Oiya buat semuanya, gue mau ngasih tau. Gue udah dititipin formulir pendaftaran ekskul. Buat yang minat ikut ekskul silahkan tunjuk tangan, sebut nama nanti kita ke bangku kalian biar bisa milih” kata kak Chika, “Iya kaaaak” kata anak anak sekelas, “Eh lo mau ikut ekskul apa, Chelle?” tanya Ilham, “Fotografi dong. Lo?” tanyaku balik, “Kayaknya dance deh. Ada dance b-boynya kan ya?” tanya Ilham
“Iya ada sih kayaknya. Nanti coba ditanya aja sm kakaknya” jawabku, Kak Rafael dan kak Leon menghampiri mejaku dan Ilham. Aku memilih formulir ekskul fotografi. “Kak, disini ada club dance b-boy nya kan ya?” tanya Ilham, “Ada. Lo mau masuk?” tanya kak Rafael, “Iya kak” jawab Ilham, “Yaudah yg ini formulirnya” kata kak Rafael, Aku dan Ilham mengisi formulir yang diberikan dan langsung dikumpulkan ke depan kelas.
“Disini yang mau masuk club dance b-boy cuma si Muhammad Ilham nih? Yang laen mana?” tanya kak Rafael
*krik* *krik* kelas hening. “Yaudah, sebelum masuk ekskul, biasanya ada testnya dulu. Karena gue ketua club dance b-boy di sekolah ini, gue mau ngetest calon anggota gue” kata kak Rafael
“Aduh mampus gue” kata Ilham setengah berbisik, “Muhammad Ilham Fauzi Effendi. Maju sini. Pengen liat dance lo kayak apa. Jangan kayak ubur ubur ya!” kata kak Rafael, Ilham menunjukkan kebolehannya di depan kelas. Meja dan bangku disingkirkan agar dia leluasa bergerak. Menurutku dancenya oke juga. Powernya keren. “Raf, sikat!” kata kak Rangga, “Yeyeye go go Rafaeeel” teriak kak Chika dan kak Reva
Kak Rafael juga menunjukkan kebolehannya dance di depan kelas seakan tidak mau kalah dari Ilham. Dancenya memang lebih keren dari Ilham.“Gokil! Battle lah!” kata kak Leon
Akhirnya terjadi battle dance antara kak Rafael dan Ilham. Musik dinyalakan dari henfon kak Leon. Aku makin terpukau dengan dance 2 laki laki ini. Mereka seakan tidak mau kalah dan menunjukkan yang terbaik.
30 menit sudah mereka battle dance. Mereka tampak kelelahan. Akhirnya Rafael mengizinkan Ilham untuk masuk di club dancenya. Hari ini tidak ada hal yang lebih menarik dari itu. Aku pulang bersama 2 sahabatku seperti biasa dan mampir (lagi) ke supermarket untuk membeli kebutuhan yang di tugaskan oleh kakak Pembina.

           Keesokan paginya, kami bertiga berangkat sekolah bersama sama. Kami masuk ke kelas kami masing masing.  Bel berbunyi. Kakak Pembina tidak seperti biasanya. Mereka hanya membawa kertas formulir ekskul ke kelas.  Ternyata hari ini hanya demo ekskul dan upacara penutupan MOS. “15 menit lagi demo ekskul dimulai. Lo bisa liat ekskul pilihan lo disana. Kalo ada yang mau ganti atau berubah pikiran, hubungin kita aja” kata kak Rangga ,Lalu kami sekelas ke lapangan. Aku hanya berdua dengan Ilham karena memang dia saja yang aku kenal dikelas ini. Di lapangan aku bertemu Chiara dan Melody. Kami menghampiri mereka. Aku lihat tampak wajah Melody tersipu malu. Aneh. Aku cuma melihat dia seperti ini ketika bertemu orang yang dia sukai. Apa jangan jangan…. Dia suka sama Ilham? Oow… Ide jahilku terlintas…
“Hey Dy, Chi” sapaku, “Hey Chelle. Eh lo ambil ekskul apa?” tanya Chiara, “Fotografi dooong. Lo?” tanyaku
“Cheers dong haha” jawab Chiara, “Kalo lo apa Dy?” tanyaku, Melody tidak merespon jawabanku. Dia sedang melihat Ilham. Sampai aku kagetkan baru dia sadar. “Woy!!!” teriakku, “Eh kodok monyet! Sompret lo Chelle. Bikin gue kaget aja. Untung gue gapunya penyakit kaget” kata Melody, “Emang ada penyakit kaget? Penyakit latah ada. Lo tuh haha” kataku, “Sialan lo haha. Apaan apaan?” tanya Melody, “Lo ikut ekskul apa?” tanyaku, “Modern Dance, Chelle” jawab Melody, “Ehm…” aku berdehem, “Kenapa, Chelle?” tanya Ilham “Gapapa….” jawabku sambil senyum senyum, Aku langsung menarik Chiara dan mengajaknya ke kamar mandi. Aku ingin membicarakan soal ideku tadi., “Chi, kayaknya si Ody suka deh sm Ilham” kataku
“Kayaknya sih Chelle. Tapi kok Ilham ngeliatin lo terus ya?” kata Chiara, “Ah masa sih? Engga ah. Emang kita kan bareng mulu. Abis dikelas gue cuma kenal doi, doi jg cuma kenal sama gue” kataku
“Nah itu dia. Karena lo berdua sering bareng, jadi ya bisa jadi kan Ilham ada rasa sama lo” kata Chiara, “Wailaaaaah. Baru juga 3 hari, masa iya secepet itu” kataku, “Ye, mau 3 hari kek, seminggu kek, kalo sering bareng mah ya bisa aja. Kalo setaun bareng tp jarang ketemu, ya ga bisa kan?” kata Chiara
“Ah elu. Gue kan mau nyomblangin si Melody sama Ilham tau” kataku, “Yakin lo?” tanya Chiara
“Yakin lah. Kenapa emang?” tanyaku balik, “Gapapa sih. Tapi takut ntar ga jadi terus Melody sakit hati gimana? Mau tanggung jawab lo?” tanya Chiara “Mudah mudahan sih jadi deh! Makanya bantuin gue. Lagian mana mungkin sih Ilham suka sm gue. Kalo doi di deketin sm Melody, barengan terus sama Melody, kan pasti doi sukanya sama Melody. Gue juga ga suka kali sama Ilham” jawabku, “Okedeh. Kita jalankan rencana ini” kata Chiara , Aku dan Chiara kembali ke lapangan. Aku melihat Melody dan Ilham sedang mengobrol. Melody melihatku. Aku langsung memberikan dia sinyal untuk melanjutkan obrolannya dengan Ilham tanpa aku dan Chiara.

          Kami menjauh dari mereka. Aku membiarkan sahabatku itu mengobrol dengan orang yang dia suka. Ini tahap awal rencanaku. Sejauh ini lumayan berhasil. Aku dan Chiara asik menonton demo ekskul sampai selesai. Kami benar benar lupa kalau kami sedang meninggalkan sahabat kami. Tapi kami pikir, ya sudahlah. Ini memang yang kami mau. Aku mengajak Chiara untuk kembali ke kelas karena demo ekskul sudah selesai dan matahari pagi bersinar sangat terik. Di dalam kelas ternyata sudah ada Ilham. “Lo kemana aja sih sama Chiara? Lama banget ke kamar mandi doang. Luluran lu?” tanya Ilham, “Mane ran.. Gue tadi ke bagian demo ekskul fotografi sama Chiara. Keasikan sih hehe” jawabku, “Oh gitu ninggalin gue. Cukstaaaau..” kata Ilham
“Paan sih lu. Eh eh tadi lo sama siapa disana? Melody?” tanyaku, “Iya. Abis temen temen SMP yang gue kenal ga masuk sini. Sekalinya ada ga kenal. Yaudah gue sambil ngobrol aja sama si Melody” jawab Ilham
“Cieeeee… PDKT niccc hahaha” kataku sambil tertawa, “Apasih. PDKT PDKT. Gue ngobrol biasa doang” kata Ilham, “Iyedah haha” kataku, Kakak Pembina masuk ke dalam kelasku. Mereka membawa formulir yang sebelumnya telah kita isi. “Kita cuma mau ngingetin. Kalo ada yang berubah pikiran dan ganti ekskul, ke depan aja sekarang. Kita mau data ulang. Tapi yang ini uda fix ya, ga bisa dirubah lagi” kata kak Rafael
Beberapa anak anak maju ke depan kelas. “Lo ga ganti ekskul Chelle?” tanya Ilham, “Engga ah. Udah mantep sama fotografi. Lo?” tanyaku balik, “Engga deh. Gue mau buktiin ke kak Rafael kalo gue bisa, minimal bisa pantes jadi lawan battle dance dia dan diikutin ke lomba lomba. Gue dari kecil emang suka dance soalnya” ujar Ilham, Bel berbunyi. Aku bersiap siap untuk pulang. “Sebelum pulang ada yang ingin kami sampaikan. Kami minta maaf kalo selama MOS ini ada kata kata yang nyakitin, ga enak dihati, kita minta maaf ya semua. Kita juga udah ngasih tau tujuan kita kan pas hari pertama.  Semoga setelah ini mental lo semua bisa lebih kuat dari sebelumnya dan kita menjadi teman baik. Oke sekian dari kami. Wassalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi” kata kak Rangga

          Aku bergegas keluar kelas dan menghampiri teman temanku. Tiba tiba Ilham memanggilku.
“Chelle! Tunggu!” teriak Ilham, Aku berhenti berjalan., “Eh lo abis pulang sekolah mau kemana?” tanya Ilham
“Ga kemana mana. Kenapa emang?” tanyaku balik, “Mau temenin gue ke mall ga?” ajak Ilham
“Ngapain? Males ah pengen pulang” jawabku, Chiara dan Melody datang. Ups, mumpung ada Melody, nampaknya rencana selanjutnya akan berjalan. Semoga saja kali ini sukses lagi. “Sama Melody aja, Ham” kataku, “Ngapain, Chelle?” tanya Melody, “Ini si Ilham tadi mau ngajak ke mall. Tapi gue males. Lo aja gih yang temenin” jawabku, “Loh yaudah gue ajak Chiara deh” kata Melody, “Apa apaan. Gue mau pergi sama mama gue cuy. Udah sih sana jalan aja lu” kata Chiara menolak, Wajah Melody tersipu malu. Dia sebenarnya ingin menemani Ilham. Aku bisikkan ke Ilham. Aku bujuk dia supaya dia mau ditemani sama Melody. Akhirnya dia meng-iya-kan. “Yaudah gue pergi sama Melody aja deh. Lo bisa kan Dy?” tanya Ilham
“Bi..bisa kok, Ham” jawab Melody gugup, “Okedeh kita balik duluan yaaaa. Daaah. Jagain Melody ya, Ham. Jangan lecet!” kata Chiara, Akhirnya aku pulang bersama Chiara. Di perjalanan kami membicarakan soal strategi ‘pencomblangan’ selanjutnya. Oke sepertinya rencana kedua berhasil. Kami mengatur strategi secantik mungkin agar tidak dicurigai oleh Ilham dan Melody. Tiba tiba ada sms di henfonku. Dari Ilham.
-Im getting bored-
-Lah gemana lu ah. Masa boring sih. Kan lo yang ngajak-
-Iye kalo sama lo mungkin engga-
-Apa bedanya sih sama Melody? Nikmatin ajalah. Anggap aja jalan sama gue ;)-
-Iyadeh-
Dasar aneh si Ilham ini. Tadi semangat sekali mengajakku. Kenapa dia malah bosan sekarang? Ah aku harap Ilham tidak mengecewakan sahabatku.
1 jam kemudian, Melody telepon. Dia mau kerumahku. Hufh, untung saja dia memberitahu. Jadi kami bisa membuat alasan untuk ‘ngeles’. *tok* *tok* *tok* Aku membuka pintu. Melody datang. Wajahnya biasa saja. Tidak senang juga tidak sedih. Aku sudah pesimis kalau hasilnya akan buruk. Melody menceritakan semuanya. Tadi dia diajak menonton film, makan dan jalan jalan. Semuanya berjalan lancar. Obrolan semua nyambung. Tetapi, kata Melody, Ilham suka memanggilnya dengan sebutan ‘Chelle’ bukan ‘Dy’. Tapi itu tidak membuat moodnya hancur saat itu. Aku senang jika sahabatku senang. Hari terus berlalu. Semester telah berganti. Aku dan Ilham memang satu bangku dan selalu bersama sama dikelas. Memang kami sudah mengenal teman teman yang lainnya. Tapi aku punya ‘sahabat baru’ sekarang. Memang tidak se-special Melody dan Chiara. Tapi ya oke lah buat diajak cerita dan seru seruan bareng. Suatu hari aku bertanya kepada Ilham. Apa dia suka sama Melody? Ilham kembali menceritakan waktu dia dan Melody pergi ke mall. Ilham bilang, dia tidak hanya mengajak Melody. Tapi mengajak kakaknya juga, Reza. Ketika dia sms aku yang dia bilang kalau dia boring, itu dikarenakan dia dicuekin sama Reza dan Melody. Mereka lebih asik mengobrol berdua. Aku bingung, kata Melody dia suka memanggil Melody dengan sebutan ‘Chelle’ ketika diajak berbicara. Akhirnya Ilham menjelaskan, katanya itu ‘refleks’ dan tidak terlalu sering karena memang Ilham dicuekin sama Reza dan Melody.

          Aku mengerti sekarang. Jadi strategi ‘pencomblangan Ilham&Melody’ gatot. Ilham juga cerita kalau sejak saat itu, Reza suka dengan Melody. Mereka sering sms-an dan teleponan dirumah. Benar benar diluar dugaan. Melody tidak cerita apapun kepadaku. Huh. Ketika pulang sekolah, aku dan Ilham keluar dari kelas. Kebetulan supirku sedang pulang kampung dan hari ini aku kesekolah bersama Ilham. Begitupun pulangnya. Seperti biasa aku menghampiri kelas Melody. Disana sudah ada Chiara dan Reza. Tumben, pikirku. Baru kali ini Reza menunggu di depan kelas Melody. Apa sudah sedekat itu?, “Ham, Reza udah deket banget ya sama Melody?” tanyaku penasaran, “Pengen tau banget banget banget emang?” tanya Ilham balik
“Ahelah gue penasaran begini juga. Jawab dong. Udah deket banget emang ya?” tanyaku
“Kayaknya sih gitu. Ngomong di telepon juga udah ‘aku-kamu’. Dari pas pulang dari mall waktu itu Chelle” jawab Ilham santai Aku melihat Reza dan Chiara dari kejauhan saja. Pas Melody keluar, Reza langsung merangkulnya. Layaknya…. Orang pacaran!!! Aku langsung menghampiri mereka. “Dy… Lo… Jadian? Sama… Reza?” tanyaku heran, “Hehe, iya nih Chelle. Kita baru jadian tadi malem” jawab Reza
“Kok ga cerita cerita sih? Jadi Ilham yang ceritain semuanya ke gue? Huhu jahat” tanyaku, “Sorry Chelle, abis gue malu nyeritainnya” kata Melody, “Yailah elu Dy, masih kaku aja. Kita kan temenan udah lama” kataku
“Hehe sorry yaaaa” kata Melody, Tiba tiba Morgan datang dan menepuk bahu Chiara., “Hallo sayaaang!” kata Morgan, “Hey. Lama banget sih kamu” kata Chiara, “Iyanih biasa guru Kimia rese, ngejelasinnya lama banget. Catetan juga banyak. Jadi nyatet dulu deh” kata Morgan ,“Chi…. Jangan bilang lo jadian sama Morgan” kataku, “Yah ketauan deeeeh. Hahaha. Gue jadian sama dia udah seminggu kali Chelle” kata Chiara
“Ah gokil lo semua. Jadian ga ada yang bilang bilang. Cukup tau ah” kataku, “Yee ngambek. Gue kan sms lo tau. Tapi ga dibales. Yasudahlah gue bikin surprise aja sekalian sama si Melody hahaha” kata Chiara
“Oh lo berdua sekongkol? Gila lo berhasil banget” kataku

          Tiba tiba Ilham berjongkok di depanku. Seperti waktu MOS dulu. Aku bingung. “Chelle, dari awal MOS, sampe sekarang, sebenernya gue ada rasa sama lo. Gue bingung kapan nentuin hari yang tepat buat ngungkapin ini semua sama lo. Pas gue lagi sedih, lo ada. Gue lagi ketawa lepas, lo juga ada di samping gue. Gue ngerasa lo selalu ada buat gue Chelle. Selama ini kita deket, gue tau sifat sifat lo. Dari yang bagus ampe yang ancur. Dari lo kalem ampe gilanya lo. Gue udah tau semuanya. Gue sayang sama lo, Chelle. Lo mau ga nemenin gue, selalu ada di samping gue saat gue seneng maupun susah?” kata Ilham sambil memberikan bunga mawar putih kepadaku Bunga ini bunga favoritku. Oh God. Aku baru flashback.. Ternyata yang Ilham bilang itu benar. Aku baru menyadarinya. Dia satu satunya cowok yang selalu ada disampingku, saat senang maupun sedih. Dia juga yang paling memperhatikanku jika aku sakit, sedang stress atau pusing dengan semua masalah yang pernah menimpaku. Dia juga bisa menjadi sosok guru dan ‘guru’. Dia bisa menjadi guruku jika aku tidak mengerti pelajaran, dia satu satunya orang yang sabar dan baik mengajarkan aku. Dia juga bisa menjadi ‘guru’ ketika aku sedang menghadapi masalah. Dia yang memberikan aku solusi, dia juga bisa mengubah tangisku menjadi senyum. “Kalo lo terima, lo ambil bunga ini, peluk gue. Tapi kalo lo ga terima, ambil bunga ini, terus lo buang ke tong sampah” lanjut Ilham , Aku bimbang. Aku belum terlalu yakin dengan perasaanku. Aku ambil bunga itu, aku berjalan menuju tong sampah. Tapi ketika aku melihat matanya, hatiku seakan meleleh. Tatapannya tidak bisa dibohongi. Aku kembali dan memeluk Ilham dengan erat. Dia membisikkan sesuatu kepadaku. “Aku sayang sama kamu. Tolong jaga bunga ini sampai aku menemukan sesuatu yang lebih abadi, yang tidak mudah layu. Terimakasih ya Chelle”, “Sama sama, Ham. Aku juga sayang sama kamu. Aku akan jaga bunga ini. Walaupun bunga ini layu, aku harap sayangnya aku ke kamu dan sebaliknya ga ikut layu sama bunga ini”, “Cikciiiiiiw… cieeeeee” teriak teman temanku
Astaga. Ternyata aku dilihat oleh banyak teman temanku dan kakak kakak kelas! Ah malu sekali aku.
“Happy 4th our friendship anniversary!!!!” kata Chiara dan Melody
Aku lupa, ternyata hari ini adalah hari anniversary persahabatanku bersama Chiara dan Melody. Kebahagiaanku berlipat hari ini. Terimakasih Tuhan. Engkau telah menghadirkan orang orang yang aku sayangi hari ini. Aku tidak akan melupakan hari ini sampai aku tua nanti.
LOVE YOU BOTH, CHIARA AND MELODY
And LOVE YOU MOST ILHAM
HAPPY ANNIVERSARY
FRIENDSHIP NEVER DIE :D

By: @melatimut
Smashblast Bekasi

0 komentar:

Posting Komentar